Selasa, 19 Juli 2011

TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

Tandan Kosong Kelapa Sawit
PENDAHULUAN
Tandan kosong kelapa sawit adalah salah satu produk sampingan (by-product) berupa padatan dari industri pengolahan kelapa sawit. Ketersediaan tandan kosong kelapa sawit cukup signifikan bila ditinjau berdasarkan rerata nisbah produksi tandan kosong kelapa sawit terhadap total jumlah tandan buah segar TBS yang diproses. Rerata produksi tandan kosong kelapa sawit adalah berkisar 22% hingga 24% dari total berat tandan buah segar yang diproses di Pabrik Kelapa Sawit.
Hasil analisa terhadap rerata kandungan nutrisi yang terdapat di dalam tandan kosong kelapa sawit terutama unsur Nitrogen, Fosfor, Kalium, dan Magnesium memberikan peluang dan potensi sebagai bahan pengganti sumber nutrisi bagi tanaman kelapa sawit. Berdasarkan potensi kandungan nutrisi yang ada maka aplikasi tandan kosong kelapa sawit dapat dilakukan untuk menekan pemakaian pupuk kimia atau pupuk pabrikan seperti pupuk Urea, TSP atau RP, MOP atau KCl, dan Kieserit. Selain sebagai pengganti sumber nutrisi, aplikasi tandan kosong kelapa sawit juga dapat dikategorikan sebagai salah satu tindakan dalam implementasi pengelolaan lingkungan melalui program Produksi Bersih (Cleaner Production).
Aplikasi tandan kosong kelapa sawit sebagai sumber nutrisi bagi tanaman kelapa sawit yang menggantikan peranan pupuk anorganik dapat dikategorikan sebagai fungsi secara kimia. Namun aplikasi tandan kosong kelapa sawit juga dapat dikategorikan dari aspek fisik. Salah satu aspek fisik penting adalah kemampuan tandan kosong kelapa sawit untuk menyerap dan menahan air, sehingga diharapkan dapat mempertahankan kelembaban lingkungan mikro di sekitarnya. Terutama dengan memperhatikan penempatan tandan kosong yang tepat.
STRUKTUR FISIK TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
Secara fisik tandan kosong kelapa sawit terdiri dari berbagai macam serat dengan komposisi antara lain sellulosa sekitar 45.95%; hemisellulosa sekitar 16.49% dan lignin sekitar 22.84% (Darnoko dkk. 2002). Berdasarkan struktur tersebut dapat dibayangkan bahwa sebenarnya tandan kosong kelapa sawit adalah kumpulan jutaan serat organik yang memiliki kemampuan dalam menahan air yang ada di sekitarnya. Secara fisik struktur tersebut akan mengalami proses dekomposisi dan degradasi bahan organik sehingga akan mengalami perubahan struktur menjadi seresah. Seresah juga mempunyai fungsi dan peranan yang sama dengan tandan kosong kosong kelapa sawit yaitu mampu mempertahankan air yang ada di sekitarnya.


KEMAMPUAN MENYERAP AIR
Beberapa hasil analisa yang telah dilakukan di lingkungan SMARTRI menunjukkan bahwa tandan kosong segar yang dikeringkan dengan oven pada beberapa variasi temperatur menunjukkan kemampuan tandan kosong dalam menyerap air lebih tinggi, dibandingkan dengan bobot dari tandan kosong itu sendiri. Lihat Tabel 1.
Tabel 1. Rerata persentase penyerapan air oleh tandan kosong kelapa sawit setelah dikeringkan dalam oven.
Temperatur Oven (o C) Kemampuan Menyerap Air (%)
40 225
60 229
80 232
100 198
Keterangan
• Seluruh perlakuan pengeringan dilakukan dalam oven selama 12 jam.
• Persentase kemampuan menyerap air adalah didasarkan pada perbandingan bobot awal tandan kosong terhadap bobot tandan kosong setelah dikeringkan dan direndam dalam air sampai kondisi kapasitas lapang (air tidak menetes lagi dari tandan kosong kelapa sawit).
Berdasarkan Tabel 1. di atas dapat dilihat bahwa peningkatan temperatur pengeringan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kemampuan tandan kosong dalam menyerap kembali air yang disiramkan di atasnya. Bahkan pada perlakuan pengeringan dengan temperatur tertinggi menunjukkan adanya tendensi penurunan persentase kemampuan tandan kosong dalam menyerap air. Kemungkinan besar hal ini dikarenakan sebagian kecil serat yang ada pada tandan kosong telah kering atau terbakar. Serat pada kondisi seperti ini tidak mampu lagi untuk menyerap air yang disiramkan di atasnya sehingga secara keseluruhan persentase kemapuan tandan kosong dalam menyerap air akan menurun.
IMPLEMENTASI TANDAN KOSONG DI LAPANGAN
Berdasarkan kemampuan tandan kosong dalam menyerap kembali air yang jatuh atau disiramkan di atasnya maka aplikasi tandan kosong sangat baik untuk dilakukan pada daerah dengan tekstur berpasir dan pada daerah dengan curah hujan yang intensitas maupun frekuensinya rendah.
Khusus pada tanah berpasir, kemampuan tandan kosong dalam menyerap kembali air dan menahan air di antara susunan serat yang menjadi pendukung struktur tandan kosong akan mampu mempertahankan iklim mikro di sekitarnya. Kelembaban tanah yang dipertahankan terutama di sekitar daerah sistem perakaran akan sangat membantu proses pertumbuhan akar. Selain itu juga membantu proses pelarutan nutrisi yang berasal dari pupuk anorganik sehingga dapat tersedia dan diserap oleh tanaman.
Fungsi fisik aplikasi tandan kosong juga merupakan tindakan konservasi air dan tanah. Tindakan konservasi air dan tanah dapat diimplementasikan dengan penempatan tandan kosong pada daerah-daerah dengan topografi bergelombang sampai berbukit, khususnya pada daerah lereng dan punggung bukit. Secara fisik tandan kosong dapat menahan laju kecepatan air dan butir-butir tanah yang hanyut pada proses run-off, sehingga kerusakan tanah akibat erosi dapat diminimalisasi. Contoh kasus sederhana yang dapat dilakukan dalam tindakan konservasi tanah adalah pemasangan tandan kosong sebagai “penyekat” yang disusun memotong kontur jalan yang menurun. Tindakan ini akan mampu menekan biaya perawatan jalan terutama pada daerah dengan topografi bergelombang sampai berbukit, yang umumnya intensitas kerusakan jalan akibat proses erosi sangat tinggi.
Contoh lain manfaat fisik tandan kosong yaitu konservasi tanah pada daerah berlereng. Bentuk sederhana dalam implementasi fungsi kombinasi tersebut adalah dengan menempatkan lapisan tandan kosong di pinggiran rorak yang umumnya dibuat pada daerah dengan topografi sangat curam ( > 45 o). Pembuatan rorak diharapkan akan mampu menahan laju air permukaan yang jatuh di atas permukaan tanah sehingga proses kerusakan dan kehilangan lapisan permukaan atas tanah melalui proses run-off akan berkurang. Penempatan lapisan tandan kosong akan berperan dalam menyerap dan menahan serta menyimpan air sehingga kelembaban tanah di sekitarnya relatif terjaga. Kondisi ini akan memicu pertumbuhan sistem perakaran terutama akar sekunder horizontal (R2H) dan juga akar tersier vertikal (R3V). Perbaikan dalam sistem perkaran tanaman akan meningkatkan sistem dan daya dukung tanaman sehingga kemampuan tanaman dalam menyerap nutrisi yang berada dalam larutan tanah akan meningkat. Dari kondisi ini akan diperoleh manfaat mutualis, yaitu perbaikan kondisi tanah melalui konservasi air dan tanah serta perbaikan terhadap sistem perakaran tanaman yang akan menunjang produktivitas tanaman.

DIKUTIB DARI Fahri Arief Siregar

Tidak ada komentar: